Halaman

Jumat, 18 Mei 2012

MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN KOMIK


Media komik tidak hanya dikategorikan sebagai media komunikasi yang bertujuan untuk komersialitas. Media komik pun dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran. Dalam dunia pendidikan atau khususnya dalam proses pembelajaran, didalamnya berisi proses transformasi nilai yang tentu harus ada konsep komunikasi, dan komik termasuk media komunikasi. Hanya saja tujuan dari komunikasi yang ditawarkan komik dalam pembelajaran di kelas disesuaikan dengan isi atau materi pembelajaran dari satuan kurikulum yang sudah ditentukan.
menurut pendapat Sujana dan Rivai berpendapat, (1991:65) bahwa “luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran”. Jika kita cermati Sujana dan Rivai berpendapat bahwa komik adalah media yang popular pada abad ke-20. Tetapi, walaupun komik ini termasuk media yang sudah lama, hingga saat ini komik masih banyak digemari terutama bagi kalangan remaja. Jika di jadikan suatu media pembelajaran, kepopuleran komik dapat menjadi alat untuk menarik perhatian siswa. Selain itu dengan para siswa yang terbiasa membaca komik, ketika tersedia media pembelajaran berbentuk ini, maka setidaknya siswa dapat mempelajari materi tanpa harus di suruh atau di bujuk oleh guru.
Dalam media komik, terdapat suatu fitur dimana pembuat komik dapat menyampaikan suatu cerita kepada pembacanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kosasih, dalam Dwifirmansyah (2008:1), ‘komik adalah media atau alat untuk bercerita berupa gambar‘. Komik sebagai media bercerita berguna dalam pembelajaran sejarah dimana materi dalam pembelajaran sejarah adalah suatu kisah atau cerita. Jika komik diterapkan sebagai media pembelajaran sejarah, maka ada penyatuan dua konsep yang berbeda yang keduanya saling memperkuat. Dilihat dari kacamata komik, maka komik tersebut bercerita tentang cerita sejarah yang mengandung data-data, fakta dan bukti. Sehingga cerita komik ini lebih bermanfaat dibandingkan cerita-cerita komik fiksi. Dari segi pembelajaran sejarah, maka akan menjadi media yang menarik, mudah dan menghibur,  dalam penyampaian pembelajaran.
Cerita sejarah biasanya disampaikan dikelas dalam bentuk ceramah atau teks yang sifatnya abstrak. Para siswa biasanya jenuh dengan teks yang tidak hanya harus dibaca, tetapi harus juga dipahami, dibayangkan, dan diresapi hingga tujuan pembelajaran sejarah dapat tercapai. Media komik membantu cara bercerita pembelajaran sejarah di kelas dengan bahasa gambarnya. Dengan bahasa gambar, cerita akan lebih mudah dimengerti dibandingkan bahasa text.
Yang membedekan kisah atau cerita sejarah dengan dongeng adalah terdapatnya suatu bukti, fakta, dan data sejarah. Dalam pembelajaran sejarah dikelas, data-data dan fakta sejarah pun tidak boleh dikesampingkan, karena justru cerita sejarah dibangun dari data, bukti dan fakta-fakta. Para siswa perlu menggunakan pengetahuannya ketika menemui suatu istilah, konsep hingga benda yang sifatnya data. Ketika dalam ceramah atau dalam buku teks pelajaran sejarah, sedang memerbicarakan fakta dan data yang lebih sulit, biasanya para siswa bertanya-tanya, berimajinasi atau berinterpretasi tentang bentuk, ukuran, fungsi dari suatu benda tertentu. Tetapi  imajinasi dan interpetasi seringkali keliru dan membuat pemahaman siswa menjadi keliru. Dengan data dan bukti sejarah yang digambarkan oleh komik, para siswa mendapatkan pengetahuan langsung secara visual dan kongkrit. Dengan bantuan media komik, siswa jadi terhindar dari kekliruan penafsiran data-data, bukti dan fakta sejarah yang berbentuk teks atau ceramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar